رَبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْكَ
أَنَبْنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
Maksudnya
: "Wahai Tuhan kami! Kepada Engkaulah sahaja
kami berserah diri, dan kepada Engkaulah kami rujuk bertaubat, serta kepada
Engkaulah jua tempat kembali!"
(Al-Mumtahinah : 4)
|
Doa Bertawakkal kepada Allah
Sentiasa
merasa tertekan dengan segala ujian dan cabaran yang
diberi-Nya.. Sedangkan setiap kesulitan yang diberi mempunyai hikmah
tersembunyi yang pasti datang mengiringi..
Usaha
dan kemudian tawakallah hanya pada Allah. Betulkanlah niat kita dalam
bertawakal.. Usah lah berharap pada makhluk tapi memohon lah pada Allah SWT
dalam mencapai kejayaan pada apa yang kita usahakan..
Insyallah
kejayaan pasti datang mengiringi..
# Beberapa ayat al-quran mengenai tawakkal:-
“Dan jika mereka (pihak musuh) cenderung kepada
perdamaian, maka engkau juga hendaklah cenderung kepadanya serta bertawakkallah
kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui.”
(Surah Al-Anfal : ayat 61)
(Ingatlah) ketika dua puak dari kamu (pada
hari peperangan Uhud itu) terasa lemah semangat (untuk meneruskan perjuangan)
kerana takut, padahal Allah Penolong dan Pelindung mereka dan (jika sudah
demikian) kepada Allah sahajalah hendaklah orang-orang yang beriman itu
bertawakkal.
(Surah Ali-Imran : ayat 122)
Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah
mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di
dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka
mengetahui, (yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka
bertawakkal.
(Surah An Nahl: 41-42)
Dan memberinya rezki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah
akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang
dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap
sesuatu.
(Surah At Talaq : 3)
# Disini juga terdapat beberapa hadis yang menerangkan
betapa pentingnya tawakal terhadap Allah:-
Dari Ibnu Abbas ra, “Hasbunallah wani’mal Wakil’
kalimat yang dibaca oleh Nabi Ibrahim as ketika dilempar ke dalam api, dan juga
telah dibaca oleh Nabi Muhammad SAW ketika diprovokasi oleh orang kafir, supaya
takut kepada mereka ; ‘Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan segala
kekuatannya untuk menghancurkan kalian, maka takutlah kamu dan janganlah
melawan, tapi orang-orang beriman bertambah imannya dan membaca, Hasbunallah wa
ni’mal Wakil (cukuplah Allah yang mencukupi kami dan cukuplah Allah sebagai
tempat kami bertawakal.”
(HR. Bukhari)
Dari Ibnu Abbas ra, bahwa Rasulullah SAW senantiasa
berdoa, ‘Ya Allah hanya kepada-Mulah aku menyerahkan diri, hanya kepada-Mulah
aku beriman, hanya kepada-Mulah aku bertawakal, hanya kepada-Mulah aku
bertaubat, hanya karena-Mulah aku (melawan musuh-musuh-Mu). Ya Allah aku
berlindung dengan kemulyaan-Mu di mana tiada tuhan selain Engkau janganlah
Engkau menyesatkanku. Engkau Maha Hidup dan tidak pernah mati, sendangkan jin
dan manusia mati.
(HR. Muslim)
Sebagaimana yang terdapat dalam hadits no 5, dalam
kitab Riyadhus Shalihin. Dimana dikisahkan pada saat perang Dzatur riqa’,
ketika Rasulullah SAW sedang beristirahat di bawah sebuah pohon, sedangkan
pedang beliau tergantung di pohon. Ketika tiba-tiba datang seorang musyrikin
yang mengambil pedang beliau sambil berkata, siapa yang dapat melindungimu
dariku?. Namun dengan sangat tenang Rasulullah SAW menjawab Allah. Setelah tiga
kali bertanya, tiba-tiba pedang yang dipegangnya jatuh. Lalu Rasulullah SAW
mengambil pedang tersebut seraya bertanya, sekarang siapakah yang dapat
melindungimu dari ku?
Dari Umar bin Khattab ra berkata, bahwa beliau
mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Sekiranya kalian benar-benar bertawakal
kepada Allah SWT dengan tawakal yang sebenar-benarnya, sungguh kalian akan
diberi rezeki (oleh Allah SWT), sebagaimana seekor burung diberi rezeki; dimana
ia pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang di petang hari dalam
keadaan kenyang.
(HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu Majah).
Nabi SAW bersabda : “Akan masuk syurga 70,000 orang
dari kalangan umatku tanpa dihisab”, mereka berkata : Siapakah mereka wahai
Rasulullah? Baginda menjawab : “Mereka ialah orang tidak mengubati dirinya
dengan ruqyah (jampi), tidak percaya kepada petanda baik atau buruk (dengan
melihat burung dan sebagainya) dan tidak membakar bahagian tubuh yang sakit
dengan besi panas. Mereka bertawakal kepada Allah semata-mata”.
(Hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim)
Al-imam Ibnu Atoillah
As-sakandari menyebut dalam kalam hikmahnya yang ke 6 mafhumnya :
"
Janganlah sekiranya lambat kurniaan Allah di dalam doa yang bersungguh-sungguh
menyebabkan kamu berputus asa. Allah menjamin kepadamu untuk memperkenan doamu mengikut pilihan Allah untukmu bukan mengikut pilihanmu, mengikut waktu yang
dikehendaki oleh Allah bukan mengikut waktu yang kamu kehendaki "
Sebagai hamba Allah, hendaklah kita berdoa dan
memohon kepadaNya. Ini menjadi petunjuk bahawa kita sentiasa bergantung dan
tidak melepaskan diri daripada Allah SWT. Jaminan Allah bagi mereka yang
bermohon pasti akan diperkenankan. Seorang hamba tidak sepatutnya meyakini
sepenuhnya usaha makhluk dan menafikan pergantungan kepada Allah. Sekalipun
usaha makhluk itu nampak meyakinkan dan hebat di mata manusia.
Mudah-mudahan ianya menjadi
inspirasi buat semua yang berjuang untuk beroleh kejayaan dan kemenangan di
dalam pencapaian di dunia. Lebih penting dari natijah dunia adalah natijah akhirat yang pasti
tidak ada siapa yang mampu menjangkakannya. Natijah di dunia dalam segala usaha
yang kita lakukan bukan penentu kepada kemuliaan dan kehinaan di sisi Allah
SWT. Sekalipun natijah yang diperolehi adalah menyakitkan untuk kita, namun
andai di sisi Allah ianya adalah kemuliaan, tiada lagi yang lebih besar dari
harapan tersebut. Moga sama-sama diriku dan dirimu mengerti.
Sebenarnya
antara punca kegagalan dan juga kesusahan yang selalu menimpa kehidupan
kita antaranya ialah kealpaan insan dalam
menyerahkan segala urusan kepada kepada Yang Maha Berkuasa. Kita terlupa
untuk menjadikan tawakkal dan harapan sebahagian dalam bentuk perancangan kita.
Sekalipun kita mempunyai perancangan yang teliti dan teratur, namun tanpa dua
elemen ini akan menyebabkan lemah emosinya serta tidak redha dengan kemungkinan
yang akan menimpa.
Konsep
tawakkal dan meletakkan harapan kepada Allah akan mengangkat martabat insan
serta meningkatkan nilai spiritual meskipun perancangan kita menemui kegagalan
atau mungkin kita menerima musibah yang sangat berat, bencana alam, kematian
orang yang tersayang. Tawakkal kepada Allah juga dapat mendatangkan rezeki
sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dalam hadis di atas. Rahmat dan
kasih sayang Allah SWT akan sentiasa bersama kita seandainya kita meletakkan
pengharapan yang tinggi kepadaNya.
Firman Allah
SWT yang bermaksud:
“….barangsiapa
yang bertaqwa kepada Allah nescaya Dia akan mengadakan baginya jalan
penyelesaian. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan
barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah nescaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendakinya).
Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”
Contoh dan tauladan
yang baik ditunjukkan oleh Baginda Rasulullah s.a.w ketika bersama dengan Abu Bakar r.a di dalam gua
persembunyiannya, sedang Abu Bakar merasa bimbang dengan keselamatan Nabi s.a.w
dengan perasaan yang lebih berat daripada kebimbangannya terhadap keselamatan
dirinya sendiri. Abu Bakar berkata:
“Wahai
Rasulullah, seandainya seseorang di antara mereka melihat kita berdua. Kerana
itu, tiada laian di antara kita dan kebinasaan selain hanya pandangan (mereka)
ke arah bawah.” Baginda s.a.w dengan tenang: “Wahai Abu Bakar, bagaimanakah
sangkaanmu terhadap dua orang sementara pihak ketiganya adalah Allah SWT. (HR
Bukhari).
Inilah
tawakkal dan harapan yang hakiki. Meletakkan pertolongan dan menyerahkan segala
keresahan dan kebimbangan kepada Allah SWT.